Tahun 2020 jadi penanda baik untuk komunitas harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Pada tahun wabah ini, terdaftar ada tujuh anak harimau sumatera baru di Sumatera Barat. Catatan ini pasti jadi berita baik untuk kucing besar yang dipastikan benar-benar hampir musnah (critically endangered) oleh IUCN (The International Union for Conservation of Nature).
Selama setahun 2020 wartawan Informasi Minang, Adi Sempurna, mencari kehadiran angkatan baru harimau sumatera ini.
HARIMAUSumatera sebagai satu dari enam sub spesies harimau yang ada sampai sekarang ini. Di Nusantara, harimau sumatera jadi salah satu yang masih ada, dua saudara harimau sumatera, yakni harimau jawa (Phantera tigris sondaic) dan harimau bali (Phantera tigris balica) telah lebih dulu musnah karena pemburuan dan penyempitan habitat alami harimau.
Undang Undang No 5 Tahun 1990 mengenai Pelestarian Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya, Undang Undang No 41 Tahun 1999 mengenai Kehutanan, Undang Undang No 13 Tahun2014 mengenai Penangkalan Dan Kerusakan Rimba, jadi payung hukum untuk jaga komunitas harimau sumatera dan jadi teror untuk siapa yang ingin memburu atau menyengaja mengumpulkan anggota badan harimau.
Dua Anak Harimau di Bukittinggi
Awalnya tahun 2020, sesudah melalui babak krisis, drh. Rizka, sebagai dokter hewan di Kebun Binatang Kinantan Bukittinggi, mengenalkan dua ekor anak harimau sumatera yang lahir dari induk namanya Dara Jingga ke khalayak.
Dara Jingga termasuk harimau betina produktif, anak Dara Jingga yang awalnya telah lebih dulu isi kebun binatang di Bali.
Tiga Harimau Remaja Masuk Jebakan
Semenjak tengah Mei 2020, piranti nagari yang dimpin Wali Nagari, pawang harimau, niniak mamak dan pemuda, di Nagari Gantuang Ciri-ciri, Kabupaten Solok, mulai teratur lakukan ronda di teritori kebun karet, tempat pertama kalinya tiga ekor harimau sumatera menampakan diri.
Artikel kami yang lain: Habitat harimau sumatra 2021
Hari Minggu (28/06), piranti nagari memberikan laporan ada harimau sumatera masuk di dalam jebakan pada pihak berkaitan.
Sauredi Simamora, dokter hewan yang Manager Operasional Pusat Pemulihan Harimau Sumatra Dharmasraya (PR-HSD), setiba di posisi, mempersiapkan perlengkapan bius buat penyelamatan harimau.
"Kelamaan dalam jebakan, harimau remaja ini dapat trauma," ucapnya.
Harimau jantan yang dievakuasi diprediksi telah berumur seputar setahun, selanjutnya dinamakan 'Putra Singgulung' merujuk ke nama posisi harimau sumatera ini masuk jebakan.
Putra Singgulung kelihatannya belum terbiasa memburu, kambing umpan yang ada pada jebakan masih utuh tidak ada sisa cedera sama sekalipun.
Putra Singgulung harimau ke dua yang masuk jebakan di Nagari Gantuang Ciri-ciri. Beberapa minggu awalnya di posisi yang serupa, harimau betina, saudari Putra Singgulung lebih dahulu masuk jebakan.
Penyelamatan harimau bukanlah tanpa resiko, apa lagi yang dievakuasi anak harimau, induk harimau tentu tidak suka bila anaknya dibawa.
"Induk harimau, saat penyelamatan barusan ada tidak jauh dari posisi," sebut pawang harimau. Harimau yang seekor kembali biarkanlah masih di rimba, jika diperangkap semua, siapakah yang jaga rimba ini? Lanjut si pawang.
Bersambung pada awal Juli 2020 di Kabupaten Padang Pariaman. Sesudah menyaksikan ciri-ciri cedera pada hewan ternak dan hasil pegamatan camera penjebak, Team BKSDA Sumbar memilih untuk selekasnya menempatkan jebakan hewan buas.
Jebakan terpasang tidak jauh dari permukiman masyarakat di Korong Surantiah Koto Buruak, Nagari Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman. Sekian hari selanjutnya, persisnya Senin (13/7), harimau remaja kembali masuk jebakan dan kembali dievakuasi ke Pusat Pemulihan Harimau Sumatra Dharmasraya.
Sedikit berdikari dari Putra Singgulung, harimau remaja di Padang Pariaman ini telah memburu sendiri tanpa didampingi induk harimau.
Di pusat pemulihan harimau, rekam klinis ke tiga harimau remaja ini akan dilihat saat sebelum diambil keputusan untuk melepaskan kembali.
Dua Ekor Anak Harimau di Agam
Di Kabupaten Agam, akhir September 2020, BKSDA Sumbar terima dua laporan. Pertama, laporan ada hubungan negatif hewan buas dan ternak masyarakat, ke-2 , laporan ada masyarakat yang menyaksikan harimau sumatera dengan 2 ekor anaknya.
Di posisi, di Jorong Cubadak Lilin, Nagari Palembayan, Kabupaten Agam, sesudah menyaksikan sisa cedera gigitan pada ternak punya masyarakat dan ditemukan tapak kaki harimau tidak jauh dari permukiman, Team BKSDA Sumbar selekasnya menempatkan jebakan.
Menempatkan jebakan sesungguhnya bukan opsi khusus untuk menahan perselisihan manusia dan harimau. Menepis dengan bunyi-bunyian ialah pilihan pertama, sebut Ade Putra, sebagai kepala BKSDA Agam.
Karena jarak rimba dan teritori cagar alam lumayan jauh dari posisi harimau kelihatan, kemungkinan besar harimau akan lewat di perkampungan lain bila ditendang dengan bunyi-bunyian, opsi terbaik selekasnya menempatkan jebakan dan camera penjebak, ikat Ade.
Jebakan dan camera penjebak dilihat sepanjang satu minggu. Jebakan dan camera penjebak di Agam dibuka lagi, karena, sesudah tujuh hari penilaian tidak diketemukan kembali jejak-jejak kehadiran harimau sumatera dan dua ekor anaknya yang disampaikan masyarakat.
Artikel kami yang lain: Habitat harimau di indonesia
Diproteksi Tanah Ulayat
Masyarakat menyaksikan harimau sumatera yang masuk jebakan di Solok (photo: Adi Prima)
Data Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (KLHK) tahun 2109, menjelaskan, komunitas Harimau Sumatera sisa 603 ekor.
Di Sumatera Barat, factor 'tanah ulayat' turut jadi perlindungan komunitas harimau sumatera. Tidak ada tanah yang bebas tanpa pemilikan ulayat atau golongan di Sumatera Barat. Kerasnya hal pemberian izin dan pemilikan tanah di Sumatera Barat, turut jaga komunitas satwa-satwa, terutamanya harimau sumatera.
Dalam Buku Tutorial Pengawasan Komunitas Harimau Sumatera (2017), disebut, membuat perlindungan harimau maknanya membuat perlindungan rentang alam dan keberagaman hayati didalamnya.
Sebagai regulator biologi, harimau pengimbang kehadiran satwa-satwa lain, ada di pucuk rantai makanan, harimau pengatur komunitas satwa mangsa dengan hubungan pemangsaan. Tanda biologi, kehadiran harimau mengisyaratkan kehadiran satwa mangsa dan kualitas habitat.
Harimau mempunyai daya jelajahi sampai 236 km persegi, harimau sumatera memiliki sifat teritorial, luas minimal kawasan harimau sumatera 15-20 km persegi. Perizininan dan aktivitas apa saja yang bersinggungan dengan habitat harimau sumatera harus betul-betul membahas imbas pada komunitas harimau sumatera.
Ada tanda-tanda komunitas harimau sumatera lebih baik dengan kehadiran harimau remaja dan anak harimau pada tahun 2020 ini, tidak lepas dari upaya-upaya pemerintahan, lembaga-lembaga pelestarian dan beberapa individu yang jalankan program jagalah harimau sumatera.
Masih kuat keinginan membuat perlindungan komunitas harimau sumatera dari kemusnahan. Janganlah sampai angkatan kedepan cuman menyaksikan harimau sumatera sebagai lambang, berbentuk reog seperti saudaranya di pulau jawa atau kepala barong di Bali. (Adi Prima)