Advertisement here

Habitat burung cendrawasih papua

 

Habitat burung cendrawasih papua

MargaSatwaNusantaraHabitat burung cendrawasih papua


Burung Cendrawasih - Taksonomi, Habitat, Tebaran Komunitas dan 21 Tipe Bidadari Papua Burung Cendrawasih - Taksonomi, Habitat, Tebaran Komunitas dan 21 Tipe Bidadari Papua 4.6 / 5 ( 12 votes ) Daya tarik dan eksotisme daerah Indonesia sisi timur mencakup pemandangan alam, tradisi budaya, dan flora dan fauna benar-benar benar-benar memikat. Bahkan juga teritori ini dipanggil sebagai potongan surga di bumi. Predikat itu kelihatannya tidak terlalu berlebih, karena Papua mempunyai kekhasan yang mengagumkan, diantaranya ialah Burung Cendrawasih.


Cendrawasih ialah burung yang memiliki status sebagai "Bird of Paradise" atau burung dari surga karena keelokannya yang dimisalkan turun dari surga,


Daftar Isi


Mengenali Burung Cendrawasih

Taksonomi

21 Tipe Burung Cendrawasih

Ciri-ciri dan Morfologi

Habitat Burung Cendrawasih

Tebaran Komunitas

Karakter Sikap

Status Kelangkaan

Usaha Pelestarian

Konservasi Cendrawasih



Mengenali Burung Cendrawasih


Burung Cendrawasih ialah barisan burung yang masuk ke bagian keluarga Paradisaeidae dan ordo Passeriformes. Tipe burung ini bisa diketemukan di Pulau Papua, kepulauan Maluku, kepulauan Selat Torres, Papua Nugini sampai Australia sisi timur.


Lebih detil, Cenderawasih dari kerabat Paradisaeidae mempunyai kekhasan yakni burung jantan memiliki bulu yang panjang dan skema rumut yang tumbuh pada bagian sayap, kepala dan paruhnya.


Sedang Burung Cendrawasih yang populer misalnya ialah tipe Cendrawasih Buning Besar (Paradisaea apoda). Burung ini dahulunya diperjualbelikan oleh warga pribumi Papua ke beberapa orang Eripa dengan buang sayap dan kakinya supaya bisa jadi hiasan. Dari perlakukan berikut spesies ini mempunyai nama ilmiah "apoda" atau tanpa kaki.




Oleh warga Papua, Burung Cenderawasih dipandang seperti titisan dari surga. Keindahan beberapa warna bulunya yang demikian cantik tentu membuat orang takjub saat menyaksikannya. Berdasar makna nama atau etimologinya, Cendrawasih sebagai kombinasi dari 2 kata, yakni "cendra" yang memiliki arti dewa atau dewi dan "wasih" yang memiliki arti utusan.


Burung Cenderawasih terbagi dalam beberapa genus dan spesies, yakni 14 genus dan 43 spesies. Walau bisa diketemukan di Papua Nugini sampai Australia, sejumlah besar spesies Cendrawasih ada di daerah Indonesia, yakni 30 spesies dan 28 salah satunya berawal dari Papua / Irian Jaya. Sedang di kepulauan Maluku dan Halmahera ada 2 spesies burung surga ini.


Bangsawan Eropa sudah mengenali burung ini semenjak tahun 1522 dan menyebutnya sebagai "Bird of Paradise". Di akhir era ke-19 sampai awalnya era ke-20, burung asli Papua ini pernah jadi komoditas perdagangan untuk diambul bulunya sebagai percantik topi wanita Eropa.


Disamping itu, bulu-bulu Cendrawasih dipakai sebagai hiasan kepala oleh beberapa suku pedalaman Papua saat lakukan upacara tradisi, seperti penyambutan tamu, acara pernikahan dan lain-lain.


Namun, tumbuhnya kesadaran akan keutamaan melestarikan satwa ini jadikan Burung Cendrawasih harus diproteksi. Sebagai bentuk dari hal tersebut, Cendrawasih selanjutnya jadi maskot dan lambang kebanggaan warga Papua. Hingga pemakaian bulu Cendrawasih sekarang ini diganti dengan bulu tiruan.



Taksonomi


Burung yang terbagi dalam 14 genus dan 43 speises ini mempunyai kategorisasi ilmiah sebagai berikut ini:


KerajaanAnimaliaFilumChordataKelasAvesOrdoPasseriformesFamiliParadisaeidaeGenusAstrapia, Cicinnnurus, Drepanornis, Epimachus, Lophorina, Lycocorax, Paradisaea, Manucodia, Paradigalla, Paradisaea, Parotia, Pteridophora, Semioptera, Seleucidis

21 Tipe Burung Cendrawasih


Berikut ialah beberapa jenis Cendrawasih, mencakup epidemik daerah tertentu atau tidak, yakni:


- Cicinnurus respublica (Cendrawasih Botak), epidemik pulau Waigeo, Raja Ampat.


Burung ini terhitung imut karena ukuran cuman seputar 21 cm dan ukuran betina lebih kecil kembali. Pejantan mempunyai bulu warna hitam dan di bagian leger ada garis kuning, sisi kakinya biru, paruhnya hijau dan punyai sepasang ekor berwaena ungu.

- Cicinnurus regius (Cendrawasih Raja), Papua dan pulau sekelilingnya.

- Cicinnurus magnificus (Cendrawasih Iris Rotan), Papua (Indonesia dan Papua Nugini).


Ukuran Cendrawasih Iris Rotan seputar 26 cm. Bulu jantan warna hijau pada bagian dada, kuning jelas pada sayap, dan kaku warna biru. Ada juga 2 bulu biru kehijauan meliuk di bagian ekornya. Untuk burung betina berwana cokelat dan hasilkan telur warna krem.

- Drepanornis bruijnii (Cendrawasih Pale Billed Sicklebill), Papua (Indonesia dan Papua Nugini).

- Astrapia nigra (Cendrawasih Astrapia Arfak), epidemik Papua, Indonesia.

- Lophorina magnifica (Cendrawasih Toowa Berkilau) Indonesia, Papua Nugini, dan Australia.


Ukuran burung ini seputar 23 sampai 25 cm dan menyebar di Indonesia, Papua Nugini dan Australia. Burung jantan mempunyai bulu warna ungu bercahaya di dada atas dan perunggu di dada sisi bawah, kepalanya biru kehijauan. Sedang burung betina berwarna condong pucat, gelap kecokelatan.

- Lophorina superba (Cendrawasih Kerah), Papua, Indonesia.


Burung ini berawal dari genus Lophorina sama ukuran seputar 26 cm. Burung jantan warna hitam dengan mahkota hijau kebiruan, sedang betina warna cokelat kemerahan. Burung betina benar-benar pemilih dalam tentukan pasangan, dari 15 sampai 20 pejantan, cuman jantan paling akhir yang diputuskannya. Burung ini dikenali memilki mekanisme cinta yang susah.

- Lycocorax pyrrhopterus (Cendrawasih Gagak), epidemik Maluku.


Burung Cendrawasih Gagak memiliki ukuran 34 cm dengan bulu gelap yang lembut. Paruhnya hitam dan suaranya serupa gonggongan anjing. Jantan dan betina performanya benar-benar serupa, tetapi ukuran betina lebih kecil.

- Epimachus fastuosus (Cendrawasih Paruh Sabit Kurikuri), Papua.

- Epimachus albertisi (Cendrawasih Paruh Sabit Hitam), Papua.

- Manucodia ater (Manukodia Mengkilat), Indonesia dan Papua Nugini.


Burung ini memiliki sifat penyendiri atau berpasangan. Ukuran seputar 42 cm dengan bulu hijau, ungu dan biru yang mengkilat, paruhnya warna hitam, matanya merah dan ekornya panjang.

- Manucodia comrii (Cendrawasih Manukod Jambul Bergulung)

- Semioptera wallacii (Bidadari Halmahera), epidemik Maluku.

- Seleucidis melanoleuca (Cendrawasih Mati Kawat), Papua.

- Paradigalla carunculata (Cendrawasih Paradigala Ekor Panjang), Papua.

- Paradisaea minor (Cendrawasih Kuning Kecil), Papua (Indonesia dan Papua Nugini).


Tipe ini memiliki ukuran sedang dengan panjang 32 cm. Warna badan sisi depan merah kecokelatan, sedang sisi belakangnya condong kekuningan. Pada betina tempat kepala warna cokelat dan ada bulu putih di dadanya. Untuk burung jantan mempunyai bulu hijau di sekitar kerongkongan dan sepasang bulu ekor panjang pugih dan kuning.

- Paradisaea apoda (Cendrawasih Kuning Besar), Papua (Indonesia dan Papua Nugini).

- Paradisaea raggiana (Cendrawasih Raggiana), Papua (Indonesia dan Papua Nugini).


Burung ini hidup di Papua sisi tenggara dan memiliki ukuran seputar 34 cm. Bulunya warna gabungan merah, cokelat, abu-abu di bagian kaki dan mata warna kuning. Ketidaksamaan jantan dan betina berada pada bentuk dan warna bulu seputar tenggorakan. Betina memiliki ukuran lebih kecil dan si jantan mempunyai mahkota kuning dan bulu hijau di lehernya.

- Paradisaea rubra (Cendrawasih Merah), epidemik pulau Waigeo, Indonesia.


Burung ini berawal dari Raja Ampat sama ukuran 33 cm. Ukuran betina lebih kecil dari jantan. Ciri-ciri warna Cendrawasih Merah ialah berbulu merah, paruh kuning, dan diatar mata ada bulu hjau tua. Pada bagian erkotnya ada sepasang ekor yang memiliki bentuk benar-benar ciri khas.

- Parotia sefilata (Cendrawasih Parotia Arfak), epidemik Papua, Indonesia.

- Pteridophora alberti (Cendrawasih Panji), Papua.


Cendrawasih Panji cuman seputar 22 cm serta lebih kecil dari tipe yang lain. Namun ada bulu yang tumbuh pada bagian kepala capai 41 cm untuk menarik betina. Badannya warna hitam, kaki abu-abu dan matanya kuning. Sedang burung betina ukuran lebih kecil kembali, yaitu 19 cm. Habitat burung ini berada di pegunungan Jayawijaya.

simak juga: Burung Unta - Taksonomi, Morfologi, Habitat, Makanan, Reproduksi dan Bukti Unik

Ciri-ciri dan Morfologi


Ciri-ciri khusus Burung Cenderawasih ialah bulu-bulunya yang cantik, terutamanya oada Cendrawasih jantani. Umumnya bulu burung ini warna ceria, yakni kombinasi atau gabungan hitam biru, kuning, merah, cokelat, ungu, hijau dan putih.


Secara fisik ukuran Burung Cendrawasih benar-benar bermacam, dimulai dari ukuran 15 cm sampai 110 cm dan beratnya di antara 50 gr sampai 430 gr sama tipe spesiesnya.




hbw.com Misalnya ialah Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius) yang badannya memiliki ukuran kecil atau sektiar 15 cm dengan berat 50 gr. Sedang Cendrawasih memiliki ukuran besar ialah tipe Cendrawasih Paruh Sabit Hitam (Cicinnurus regius) yang tumbuh capai 110 cm, dan Cendrawasih Manukod Jambul bergulung (Cicinnurus regius) dengan berat 430 gr.


Wujud kaki Burung Cenderawasih ialah type petengger dengan ciri-ciri jemari kaki panjang dan telapak kaki datar. Wujud itu memidahkan burung ini untuk menempati di ranting-ranting pohon. Untuk type peruhnya ialah type pemakan biji dengan ciri-ciri paruh tebal dan runcing yang berperan untuk merusak biji.



Habitat Burung Cendrawasih


Cendrawasih biasanya menempati teritori rimba daratan rendah sampai pegunungan di wilayah Indonesia Timur. Habitatnya ada di rimba hujan triopis dengan vegetasi lebat di daerah kelupauan Selat Tores, Pulau Papua (Indonesia dan Papua Nugini) dan Australia Timur.


Burung ini menyenangi teritori dengan tegakan tinggi dan percabangan yang cukup rapat dan ada beberapa macam tumbuhan menjalar disekelilingnya. Beberapa macam pohon yang jadi rumah Cenderawasih ialah pohon beringin (Ficus benjamina), Myristica sp., Pandaus sp., Instia sp., Palaquium sp., dan Hapololobus sp.




Pinterest Pohon itu jadi tempat bernaung, menempati, berlindung dan bersarang atau menempatkan telur-telurnya. Misalnya ialah tipe Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor) yang berkembang biak di pohon beringin.


simak juga: Anoa - Taksonomi, Asal, Pengembangbiakan, Kelangkaan dan PelestarianBurung ini pas hidup di wilayah rimba primer, hingga bila habitat yang ditempatinya sudah berbeda dan tak lagi dicintai maka beralih ke daerah yang lain sesuai karakter hidup Burung Cendrawasih.


Makanan setiap hari burung ini ialah bijian-bijian, buah berry, serangga, dan ulat. Di alam liar, keberlangsungan hidup Cendrawasih benar-benar bergantung pada keadaan alam rimba, karena itu burung ini benar-benar rentah pada pengubahan peranan rimba.



Tebaran Komunitas


Burung Cendrawasih pada umumnya menyebar di Indonesia sisi timur, Papua Nugini dan Australia sisi timur. Sedang tebaran tipe spesies tertentu terkadang terbatas dan epidemik pada beberapa pulau tertentu.


Misalkan Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor) yang hidup di pulau Papua dan menyebar mulai sisi barat mencakup Waigeo, Salawati, Batanta, Kofiau, Misool, Gagi, Gebe, selanjutnya kepualaun di Teluk Cendrawasih seperti Numfor, Biak, Yapen, dan Meosnum, sampai keplauan Aru sampai barat daya Papua.




media.com Sedang Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda) menyebar di wilayah daratan rendah sampai bukit-bukit di Papua sisi barat daya dan kepulauan Aru. Usaha pengamanan burung ini pernah dilaksanakan di tahun 1909 sampai 1912 dengan mengantarnya ke Pulau Tobago Kecil di Karibia oleh William Ingram untuk mengindari kemusnahan karena ambil bulunya, namun laporan di tahun 1958 mengatakan burung ini sudah musnah.


Ada juga Burung Cendrawasih epidemik yang cuman diketemukan di Kepulauan Maluku dan Pulau Horor. Cendrawasih Gagak (Lycocorax pyrrhopterus) yang dapat diketemukan di kepulauan Maluku Utara, selanjutnya Cendrawasih Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii) yang dapat diketemukan di Taman Nasional Ake Tajawe.


Berdasar Buku Pandungan Lapangan Burung-burung di Teritori Wallacea, Cendrawasih Gagak dipisah jadi tiga sub species, diantaranya:



- Lycocorax pyrrhopterus pyrrhopterus yang ada di Halmahera, Bacan, dan Kasiruta

- Lycocorax pyrrhopterus morotensis yang diketemukan di Rau dan Morotau

- Lycocorax pyrrhopterus obiensis yang ada di Obi dan Dapat



Karakter Sikap


Karakter Burung Cendrawasih condong soliter atau hidup dalam barisan kecil dan akan bergabung saat tiba musim kawin. Misalnya ialah Cendrawasih Kuning Kecil yang biasanya hidup dalam barisan kecil yang umumnya terdiri lebih dari 2 ekor, baik sepasang janatan dan betina atau sejenis kelamin sama.


Baca juga: Ciri-ciri kucing hutan jawa


Saat Cendrawasih jantan dan betina akan kawin, karena itu si jantan akan lakukan tarian untuk mengundang perhatian betina. Saat sebelum lakukan tarian, burung jantan akan bersihkan paruh dan sekitar lingkungan sarang, selanjutnya menari dan mempertunjukkan bulu-bulunya yang cantik.


Kecuali sikap berbentuk tarian, burung jantan akan keluarkan suara kicauan ciri khas. Burung Cenderawasih ialah burung dimorfik seksual, yakni akan berpoligami.


Data berkenaan jumlah telur Cendrawasih susah dijumpai, tetapi biasanya burung memiliki ukuran besar akan hasilkan satu telur, sedangka burung tipe kecil akan hasilkan 2 sampai 3 telur.


Rutinitas Cendrawasih diawali dari matahari keluar dan mulai akan istirahat saat cuaca panas dan mendekati sore. Burung yang termasuk aktif ini biasa menempati di percabangan rendah sampai miring dengan rutinitas meregangkan sayap.


Kecuali keluarkan suara untuk mengundang perhatian burung betina, pejantan miliki kebiasaan berkicau di sore hari mendekati matahari tenggelam.



Status Kelangkaan


Teror pada komunitas Cendrawasih sejumlah besar tiba dari aktivitas pemburuan liar untuk diperjualbelikan. Hal tersebut dilaksanakan dengan background keelokan bulu-bulunya. Disamping itu, pindah peranan tempat rimba untuk pertambangan, perkebunan, permukiman dan pembangunan infrastruktur ikut menggaggu ekosistem di rimba.




Kelompok kelangkaan Burung Cendrwasih bisa dipisah berdasar macamnya, berikut ialah status pelestarian Cendrawasih menurut IUCN (International Union For The Conservation of Nature), yakni:



- Paradisaea apoda (Cendrawasih Kuning Besar) - Least Concern

- Paradisaea minor (Cendrawasih Kuning Kecil) - Least Concern

- Lycocorax pyrrhopterus (Cendrawasih Gagak) - Least Concern

- Semioptera wallacii (Bidadari Halmahera) - Least Concern

- Cicinnurus magnificus (Cendrawasih Iris Rotan) - Least Concern

- Pteridophora alberti (Cendrawasih Panji) - Least Concern

- Astrapia nigra (Cendrawasih Astrapia Arfak) - Least Concern

- Lophorina superba (Cendrawasih Kerah) - Least Concern

- Epimachus albertisi (Cendrawasih Paruh Sabit Hitam) - Least Concern

- Parotia sefilata (Cendrawasih Parotia Arfak) - Least Concern

- Manucodia comrii (Cendrawasih Manukod Jambul Bergulung) - Least Concern

- Paradisaea rubra (Cendrawasih Merah) - Near Threatened

- Paradigalla carunculata (Cendrawasih Paradigala Ekor Panjang) - Near Threatened

- Cicinnurus respublica (Cendrawasih Botak) - Near Threatened


Dari daftar itu bisa kita saksikan bila status pelestarian Cendrawasih menurut IUCN ialah LC atau Least Concern dan NT atau Near Threatened. LC ialah status untuk spesies dengan resiko rendah hadapi kemusnahan, sedang NT ialah status untuk spesies yang nyaris hampir musnah.


CITES (Convention On International Trade In Endangered Species) masukkan kelompok Cendrawasih pada Appendix II. Ini berarti Cendrawasih tidak hampir musnah, tetapi akan hampir musnah bila perdagangan dilaksanakan secara terus-terusan tanpa ketentuan yang pasti dan tegas.



Usaha Pelestarian


Walau menurut IUCN sejumlah besar status pelestarian Cendrawasih beresiko rendah hadapi kemusnahan, tetapi bila pemburuan dan perdagangan tidak dikontrol dan makin kronis kerusakan habitat rimba maka membesarkan kesempatan kemusnahan Cendrawasih di hari esok. Oleh karenanya, perlu dilaksanakan usaha pelestarian untuk jaga satwa ini.


Baca juga: Daftar Jenis hewan yang dilindungi di indonesia


Supaya cara pelestarian sukses harus disokong oleh ketentuan hukum. Secara hukum, burung ini dilindugi oleh pemerintahan lewat Undang-undang No. 5 Tahun 1990 dan Ketentuan Pemerintahan No. 7 tahun 1999 mengenai Pelindungan dan Konservasi Burung Cendrawasih.


Ketentuan pendayagunaan burung diterapkan, yakni masih dibolehkan tetapi terbatas untuk kebutuhan warga lokal yaitu hiasan baju tradisi. Kesadaran warga mulai tumbuh dengan menukar hiasan bulu Cendrawasih dengan bulu-bulu tiruan untuk selalu jaga kelestariannya.


Kerja sama pemerintahan, warga dan oragnisasi atau instansi perduli satwa benar-benar dibutuhkan untuk jaga komunitas Cendrawasih, burung dari surga.



Konservasi Cendrawasih


Burung cendrawasih sekarang ini komunitasnya pada kondisi krisis dan hampir musnah, hingga perlu konservasi untuk jaga satwa asli Papua ini. Usaha konservasi dilaksanakan dengan bermacam langkah, mencakup penangkaran, perawatan, pembudidayaan, penangkalan pemburuan lias, dan mengaja jumlah komunitas di alam liar.



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Related Post
Burung Cendrawasih