Hewan yang terhitung ke kelompok terancam (endangered), memiliki arti mempunyai jumlah spesies yang tinggal sedikit hingga hampir musnah (extinct).
The International Union for the Conservation of Nature (IUCN) sebagai kewenangan global yang berperanan memberi status pada flora dan fauna buat tentukan perlu atau tidaknya satu spesies mendapatkan pelindungan.
Instansi ini mempunyai apa yang disebutkan dengan "Red Daftar" yang disebut daftar beberapa ribu spesies hewan dan tumbuhan yang sekarang terancam kemusnahan. Tiap empat tahun, IUCN akan lakukan penilaian pada komunitas satu spesies dan tentukan apa mereka hampir musnah atau mungkin tidak.
Saat sebelum capai step hampir musnah (endangered), IUCN memutuskan kelompok lain, yakni:
Berikut beberapa spesies hewan yang statusnya sekarang hampir musnah dan terhitung ke hewan yang diproteksi di Indonesia.
Baca Juga: Anak harimau sumatera 2021
Ada 4 tipe rusa ciri khas Indonesia yang sekarang masih hidup tetapi kondisinya hampir musnah, salah satunya Kijang (Muntiacus muntjak), Rusa Sikat (Cervus unicolor), Rusa Timor (Cervus timorensis), dan Rusa Bawean (Axis kuhli). Semua tipe rusa ini diproteksi karena spesiesnya yang mulai habis karena pemburuan yang terlalu berlebih.
Sudah banyak usaha yang dilaksanakan membuat perlindungan kelangsungan hidup spesies ini, misalnya membuat penangkaran-penangkaran rusa yang bisa menolong proses reproduksi rusa. Hukum pelindungan pada hewan ini membuat pemburuan dan perjualan-belian spesies ini jadi ilegal.
Paus sebagai salah satunya tipe hewan laut yang terbanyak dicari dalam dunia. Seperti menjadi budaya, banyak warga yang jadikan anggota badannya sebagai bahan makanan atau bahan pengerjaan barang tertentu. Karena pemburuan liar berikut karena itu jumlah beberapa spesies paus makin sedikit. Karena itu, pemerintahan lakukan usaha pelindungan dengan memutuskan beberapa macam paus sebagai hewan yang diproteksi.
Sebagian dari spesies paus yang diproteksi misalkan paus bryde kerdil, paus gembala laut, paus pembunuh kerdil, paus sperma, paus biru, paus sei, paus edeni dan ada banyak kembali.
Di Indonesia, lumba-lumba sebagai hewan yang termasuk gampang untuk diketemukan di lokasi hiburan seperti Sea World. Dia sering jadi pertunjukan untuk melipur pengunjung. Tetapi, tidak seluruhnya tipe lumba-lumba bisa dengan gampang kita jumpai. Beberapa hampir musnah karena komunitasnya yang makin turun.
Baca Juga: Tempat tinggal harimau sumatera
Tipe spesies lumba-lumba yang diproteksi di Indonesia ialah lumba-lumba moncong pendek, lumba-lumba moncong panjang, dan lumba-lumba riso, lumba-lumba phraser, lumba-lumba tanpa sirip, lumba-lumba bungkuk indo-pasifik, Lumba - lumba pemintal, Lumba - lumba garis, Lumba - lumba pemintal Kerdil, Lumba - Lumba bintik, Lumba - lumba gigi kasar, Lumba - lumba hidung botol Indo-Pasifik, Lumba - lumba hidung
Tipe kanguru pohon (Dendrolagus) banyak ada di hutan-hutan Papua. Spesies ini sebagai spesies epidemik Indonesia, hingga kehadirannya dipertahankan supaya tidaklah sampai musnah. Tipe kanguru pohon yang diproteksi oleh pemerintahan diantaranya Kanguru Pohon Goodfellow, Kanguru Pohon Wakera, Kanguru Pohon Mantel Emas, Seri's Tree-kangaroo, dan Kanguru Pohon Nemena.
Owa adalah tipe kera dengan warna rambut condong gelap. Di Indonesia ada beberapa macam owa yang hampir musnah. Diantaranya yang terpopuler ialah Owa Jawa (Hylobates moloch), yang disebut hewan epidemik Indonesia.
Di semua Indonesia sekarang diprediksi cuman ada seputar 1000 ekor owa jawa. Owa ini lebih banyak menyebar di hutan-hutan Jawa Barat. Semua tipe Owa diproteksi di Indonesia karena komunitasnya yang makin turun karena pemburuan dan penghancuran rimba. Owa betina cuman melahirkan sekali di dalam 2-3 tahun, ini menambahkan jelek proses tambahan komunitas Owa.
Kukus adalah mamalia berkantung seperti kanguru. Hewan ini akan melahirkan anak dalam ukuran kecil dan menjaganya dalam kantong di bagian depan badannya. Hewan ini sebagai hewan epidemik wilayah Sulawesi, tetapi sekarang kehadirannya makin jarang-jarang dijumpai.
Kuskus ialah hewan yang memakai ekornya untuk menggantung dan menolongnya untuk memanjat dari 1 dahan ke dahan lain. Beberapa macam kuskus yang diproteksi pemerintahan diantaranya Kuskus Gunung, Kuskus Mata Biru, Kuskus Sutera dan Kuskus Tanah.
Tarsius ialah semacam primata kecil yang cuman ada dan melakukan aktivitas di waktu malam. Mata dari tarsius berupa bundar besar yang bermanfaat menolongnya untuk menyaksikan di kondisi gelap pekat.
Spesies tarsius sebagai hewan epidemik di Sulawesi dan sekelilingnya, terhitung daerah Filipina. yang tidak diketemukan di daerah lain. Di Indonesia sendiri semua spesies tarsius dimasukkan pada dalam hewan yang diproteksi karena riskan musnah. Beberapa jenis tarsius itu diantaranya: Tarsius Pigmy, Tarsius Peleng, dan Tarsius Lariang.
Lebih dari 99% spesies yang pernah hidup di bumi sudah musnah. Ada keseluruhan 5 kemusnahan yang terdaftar pernah terjadi berdasar riset fosil. Kemusnahan itu disebabkan karena peristiwa geologi dan cuaca yang tidak bisa dijauhi. Periset yakin jika saat ini bumi mengalami kemusnahan massal keenam, yang didasari oleh tingkah manusia.
Beberapa periset menjelaskan jika kemusnahan keenam ini sudah diawali semenjak awal keberadaan manusia purba pada masa pleistocene. Disebutkan jika mereka bertanggungjawab karena sudah mengincar terlalu berlebih mamalia besar seperti mamot. Disana, rutinitas manusia makin memengaruhi kehidupan spesies lain. Diprediksi jika di dalam 100 tahun, kita akan kehilangan 1/2 dari semua spesies yang saat ini masihlah ada.
Baca juga: Ciri-ciri kucing hutan jawa
Berikut beberapa aktivitas manusia sebagai factor pemicu kemusnahan hewan yang bisa kamu baca berikut ini:
Factor ini sebagai pemicu khusus dan yang paling mempengaruhi raibnya beberapa spesies hewan secara berarti. Deforestasi, penebangan liar, dan kebakaran rimba yang makin umum terjadi sudah hilangkan ekosistem, habitat, sumber makanan serta spesies organisme tersebut.
Diprediksi jika rimba hujan yang ada saat ini akan raib di dalam 100 tahun bila kita tidak hentikan deforestasi dan kebakaran rimba selekasnya. Terdaftar ada 13 hektar rimba sudah diubah atau dihancurkan. Pikirkan seberapa banyak organisme flora dan fauna yang turut hancur didalamnya.
Ini karena tingkah manusia yang banyak lakukan deforestasi dengan menyengaja untuk maksud komersil, seperti buka tempat perkebunan sawit, peternakan, perumahan, sampai jalan tol. Mengakibatkan, habitat untuk banyak spesies tanaman itu raib.
Manusia manfaatkan hewan untuk keperluan pangan, beberapa obat atau bahan industri. Sebagai permasalahan ialah saat pendayagunaan ini tidak diimbangi oleh pemulihan komunitas yang bisa memantapkan jumlah hewan yang diambil. Hingga beberapa spesies hewan jadi hampir musnah atau bahkan juga betul-betul musnah.
Beberapa spesies yang dicari langsung dari alam bebas pun tidak bisa bereproduksi dengan cepat untuk kembalikan komunitas mereka. Hingga jumlah kehadirannya di alam semakin turun.
Saat manusia menghasilkan zat beresiko yang bisa mengkontaminasi udara, air dan tanah, dia akan mengusik metabolisme organisme hidup hingga mereka tidak sanggup untuk menyesuaikan dan bertahan hidup.
Pencemaran air dan tanah seperti merkuri, kadmium, dan pestisida bisa berpengaruh pada hancurnya tipe tanaman tertentu. Hujan asam karena pencemaran udara yang terjadi dapat merusak rimba. Curahan minyak di laut bisa membunuh hewan dan tumbuhan. Pencemaran sebagai permasalahan khusus yang memberikan ancaman keberagaman hayati.
Manusia sering mengalihkan spesies satu organisme dari habitatnya ke tempat yang lain sebagai habitat untuk spesies lain. Mengenalkan spesies yang bukan native atau spesies agresif untuk ekosistem itu akan mengusik kesetimbangan antar spesies pada sebuah ekosistem.
Akan ada teror pemangsa baru yang nanti akan bersaing dengan pemangsa alami di ekosistem itu. Ini akan berpengaruh makin menyusutnya sumber makanan atau dia justru akan memakan spesies alami di ekosistem itu yang bakal berpengaruh pada terusiknya rantai makanan.
Makin jauh manusia usaha untuk terhubung beberapa tempat terasing, makin kita biarkan spesies lain lakukan hal sama karena jalan yang kita bangun semula sebagai rimba, ekosistem untuk makhluk hidup lain.
Pemanasan global sebagai salah satunya factor yang lain yang tingkatkan teror pada kelangsungan hidup hewan. Peristiwa ini sebagai kenaikan pada suhu atmosfer dan laut yang lalu membuat dampak rumah kaca.
Peningkatan temperatur bahkan juga cuman 1 derajat juga bisa berpengaruh pada kehidupan makhluk hidup.
Semua factor di atas bersinergi keduanya dalam mengakibatkan peningkatan jumlah hancurnya komunitas hewan. Semua pihak semestinya memandang serius dan tangani rumor ini. Karena kemusnahan pada makhluk hidup lain bisa mengusik proses ekologi seperti remuknya rantai makanan yang dapat menyebabkan kemusnahan untuk spesies yang lain.